Microsoft kembali menegaskan komitmennya untuk menggeser pengguna Windows 10 menuju Windows 11. Dalam sebuah pengumuman yang menarik perhatian pada awal Januari 2025, perusahaan ini memperkenalkan 2025 sebagai "tahun pembaruan PC Windows 11" dan mengingatkan para pengguna bahwa usia Windows 10 sudah semakin dekat. Bahkan, mereka menyatakan bahwa hanya dalam beberapa bulan lagi, dukungan untuk Windows 10 akan berakhir, dan para pengguna harus mempersiapkan diri untuk beralih ke sistem operasi terbaru mereka.
Pernyataan tersebut datang langsung dari Yusuf Mehdi, Executive Vice President dan Chief Marketing Officer untuk konsumen di Microsoft, dalam sebuah postingan blog yang ditulis untuk menyambut gelaran CES 2025. Dalam kesempatan ini, Mehdi menyatakan bahwa upgrade dari Windows 10 ke Windows 11 akan menjadi langkah penting yang harus dilakukan oleh banyak pengguna di tahun 2025.
“Ketika CES 2025 dimulai, yang memamerkan berbagai inovasi teknologi terdepan, kami sangat bersemangat dengan perkembangan yang akan disajikan oleh industri teknologi kepada dunia. Salah satu hal yang paling akan diperbarui pada tahun 2025 bukanlah perangkat lain seperti lemari es atau televisi, tetapi PC Windows 10 milik mereka, yang akan beralih ke Windows 11,” ujar Mehdi dalam blognya, yang dikutip oleh The Verge.
Salah satu alasan utama Microsoft terus mendorong para pengguna Windows 10 untuk beralih ke Windows 11 adalah karena banyaknya fitur baru yang hadir dalam sistem operasi terbaru ini, khususnya dalam hal integrasi kecerdasan buatan (AI). Windows 11 dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, termasuk fitur Copilot+ yang diharapkan akan membawa pengalaman baru bagi pengguna. Selain itu, sistem operasi ini menawarkan spesifikasi perangkat keras yang lebih tinggi, yang tidak hanya meningkatkan performa tetapi juga memperkuat aspek keamanan perangkat yang digunakan.
Mehdi menekankan bahwa Windows 11 hadir pada saat yang sangat tepat, di tengah-tengah perkembangan pesat dunia AI. Menurutnya, Microsoft ingin agar Windows 11 menjadi platform utama bagi para pengembang dan pengguna untuk memanfaatkan teknologi AI secara lebih maksimal. Dengan integrasi AI yang lebih dalam, Microsoft yakin bahwa Windows 11 akan menjadi jembatan penting dalam menghadapi berbagai tantangan teknologi masa depan.
Namun, perjalanan Windows 11 untuk menggantikan Windows 10 bukanlah hal yang mudah. Meskipun berbagai pembaruan dan fitur baru ditawarkan, banyak pengguna yang masih merasa enggan untuk beralih. Berdasarkan data dari StatCounter pada Desember 2024, Windows 10 masih menguasai pasar dengan presentase 62,7%, sementara Windows 11 baru mencapai 34,12%. Angka ini mencerminkan betapa lambatnya adopsi Windows 11, meskipun Microsoft terus mendorong pengguna untuk berpindah.
Salah satu alasan mengapa adopsi Windows 11 tergolong lambat adalah persyaratan hardware yang lebih tinggi. Banyak perangkat yang masih menjalankan Windows 10 tidak memenuhi kriteria teknis untuk meng-upgrade ke Windows 11, sehingga para pengguna yang masih menggunakan perangkat lama harus mempertimbangkan untuk membeli perangkat baru jika ingin mendapatkan Windows 11. Microsoft pun menyarankan agar para pengguna mempertimbangkan untuk beralih ke PC yang lebih modern, yang dilengkapi dengan hardware yang lebih kompatibel dengan Windows 11.
Pada sisi lain, bagi mereka yang tidak siap untuk meng-upgrade ke Windows 11 atau merasa bahwa perangkat mereka tidak memenuhi persyaratan teknis, Microsoft menawarkan opsi Extended Security Update (ESU). Program ini memungkinkan pengguna Windows 10 untuk terus menerima pembaruan keamanan selama satu tahun setelah dukungan resmi dihentikan pada 14 Oktober 2025. Namun, untuk mendapatkan pembaruan tersebut, pengguna harus membayar biaya tambahan sebesar 30 USD. Program ESU ini menjadi solusi sementara bagi mereka yang belum siap beralih ke Windows 11, meskipun biaya tambahan ini bisa menjadi pertimbangan penting bagi sebagian pengguna.
Keputusan Microsoft untuk menghentikan dukungan untuk Windows 10 pada tahun 2025 jelas bukan tanpa alasan. Dengan beralih ke Windows 11, pengguna akan mendapatkan sistem operasi yang lebih aman, lebih canggih, dan lebih siap menghadapi kebutuhan teknologi masa depan. Selain itu, berhenti mendukung Windows 10 juga memungkinkan Microsoft untuk lebih fokus mengembangkan dan menyempurnakan fitur-fitur baru di Windows 11, termasuk yang berbasis AI dan inovasi perangkat keras terbaru.
Namun, meskipun Microsoft terus mendorong pengguna untuk melakukan upgrade, kenyataannya banyak pengguna yang masih merasa nyaman dengan Windows 10. Sistem operasi yang telah lama ada ini terbukti stabil, dan banyak dari mereka yang sudah terbiasa dengan antarmuka dan fitur-fiturnya. Selain itu, perubahan mendasar dalam Windows 11, seperti desain antarmuka yang lebih modern dan fitur-fitur canggih lainnya, bisa menjadi hambatan bagi pengguna yang merasa sudah puas dengan Windows 10.
Mengingat hal ini, Microsoft tampaknya menyadari bahwa proses migrasi dari Windows 10 ke Windows 11 bukanlah hal yang bisa dipaksakan begitu saja. Oleh karena itu, mereka memberikan berbagai pilihan untuk memudahkan transisi ini. Mulai dari menyediakan perangkat dengan Windows 11 yang lebih terjangkau hingga menawarkan pembaruan keamanan untuk pengguna Windows 10 melalui program ESU, Microsoft memberikan jalan keluar yang fleksibel bagi penggunanya.
Di sisi lain, dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknologi dan AI, sudah saatnya para pengguna Windows 10 untuk memikirkan kembali keputusan mereka dalam menggunakan sistem operasi tersebut. 2025 merupakan tahun yang sangat penting bagi Microsoft, dan mereka berharap Windows 11 bisa menjadi sistem operasi yang membawa transformasi besar dalam dunia komputasi. Bagi Microsoft, tahun ini bukan hanya soal memasarkan sistem operasi baru, tetapi juga tentang membantu penggunanya untuk menghadapi era baru teknologi yang semakin berkembang.
Komentar
Posting Komentar