Langsung ke konten utama

Produksi Mobil Listrik Membuat Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan

 

Produksi-Mobil-Listrik-Membuat-Jutaan-Orang-Kehilangan-Pekerjaan


Perkembangan pesat kendaraan listrik atau mobil listrik memang membawa angin segar bagi industri otomotif, terutama dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Namun, di balik potensi positif yang ditawarkan oleh kendaraan bertenaga baterai ini, ada sisi gelap yang perlu diperhatikan, yaitu dampaknya terhadap dunia kerja. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa peralihan industri otomotif dari kendaraan konvensional berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik berpotensi menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaannya, sebuah kenyataan yang tentunya perlu mendapat perhatian serius.

 

 Prediksi Kehilangan Pekerjaan di Industri Otomotif

 

Menurut studi yang dilakukan oleh Prognos, perusahaan riset asal Jerman, peralihan menuju mobil listrik akan menyebabkan pengurangan jumlah pekerjaan yang signifikan, terutama di sektor otomotif konvensional. Diperkirakan bahwa pada tahun 2035, sebanyak 186.000 pekerja di industri otomotif Jerman akan kehilangan pekerjaan mereka karena perkembangan kendaraan listrik. Tidak hanya di Jerman, di Jepang pun dampak serupa diperkirakan akan dirasakan, dengan sekitar 5,5 juta orang yang terancam kehilangan pekerjaan mereka. Angka yang cukup besar ini menunjukkan bagaimana transformasi industri otomotif menuju elektrifikasi dapat mempengaruhi ribuan bahkan jutaan pekerja di seluruh dunia.

 

Berdasarkan penelitian Prognos, perubahan ini terjadi karena mobil listrik, meskipun menawarkan berbagai keunggulan seperti efisiensi energi dan ramah lingkungan, membutuhkan lebih sedikit komponen dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional. Hal ini berdampak pada berkurangnya pekerjaan yang terkait dengan pembuatan komponen yang lebih kompleks pada mobil konvensional, seperti mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) dan sistem transmisi. Pekerjaan yang berhubungan dengan pengelasan, pengolahan logam, serta pekerjaan administratif dan manajemen bisnis di perusahaan-perusahaan otomotif juga diperkirakan akan terpangkas.

 

 Penurunan Kebutuhan Tenaga Kerja di Sektor Otomotif

 

Sektor-sektor yang akan mengalami dampak terbesar akibat peralihan menuju mobil listrik antara lain adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perakitan mesin, pengolahan logam, serta pembuatan berbagai komponen lain seperti sistem transmisi dan knalpot. Pekerjaan-pekerjaan ini, yang selama ini menjadi bagian penting dari proses produksi kendaraan berbahan bakar fosil, diprediksi akan semakin berkurang seiring dengan pergeseran teknologi ke mobil listrik.

 

Misalnya, mobil listrik tidak memerlukan mesin pembakaran internal yang rumit dan komponen-komponen transmisi yang kompleks. Sebagai gantinya, kendaraan listrik umumnya hanya memerlukan motor listrik, baterai, dan beberapa komponen lainnya yang relatif lebih sederhana. Hal ini berarti kebutuhan akan tenaga kerja di sektor-sektor yang berkaitan dengan pembuatan mesin konvensional dan perakitan komponen-komponen mobil konvensional menjadi jauh lebih sedikit.

 

 Penciptaan Lapangan Kerja Baru di Sektor Mobil Listrik

 

Namun, studi yang sama juga mencatat bahwa meskipun banyak pekerjaan yang hilang, sektor kendaraan listrik juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Pekerjaan baru ini berkaitan dengan produksi dan pengembangan komponen khusus untuk kendaraan listrik, seperti baterai lithium-ion, sistem pengisian daya (charging), serta perangkat lunak dan teknologi yang diperlukan untuk pengoperasian kendaraan listrik.

 

Industri baterai dan pengisian daya akan menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk mobil listrik. Pekerjaan dalam bidang penelitian dan pengembangan (R&D) baterai, teknologi pengisian cepat, serta manajemen sistem energi terbarukan juga diperkirakan akan tumbuh. Selain itu, perluasan infrastruktur pengisian daya di berbagai wilayah juga akan membuka peluang pekerjaan baru di sektor ini.

 

Namun, meskipun ada penciptaan lapangan kerja baru, jumlah pekerjaan yang hilang lebih banyak dibandingkan dengan yang tercipta. Hal ini menunjukkan bahwa transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik bukanlah sebuah perubahan yang mudah bagi banyak pekerja, terutama bagi mereka yang telah lama bekerja di industri otomotif tradisional. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan industri otomotif untuk merencanakan program pelatihan dan program transisi bagi pekerja yang terdampak oleh perubahan ini.

 

 Pernyataan Akio Toyoda dan Sikap Hati-hati Toyota

 

Salah satu pihak yang telah memperingatkan tentang dampak sosial dari peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik adalah Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation (TMC). Toyoda, yang juga merupakan cucu dari pendiri Toyota, menyampaikan bahwa peralihan menuju kendaraan listrik dapat menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, terutama pekerja yang memiliki keahlian dalam mesin konvensional dan sistem pembakaran internal.

 

Akio Toyoda menegaskan bahwa jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya pilihan utama di masa depan, maka banyak pekerja yang terkait dengan teknologi mesin konvensional, seperti mekanik mesin pembakaran dan pemasok suku cadang untuk mesin konvensional, akan kehilangan pekerjaan mereka. “Jika kendaraan listrik hanya menjadi satu-satunya pilihan, termasuk bagi pemasok kami, pekerjaan orang-orang tersebut akan hilang,” kata Toyoda.

 

Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran Toyoda mengenai masa depan pekerja di industri otomotif, terutama mereka yang telah menghabiskan karier mereka di sektor teknologi mesin pembakaran konvensional. Toyota, sebagai produsen mobil global, selama ini memang lebih hati-hati dalam menghadapi tren kendaraan listrik. Meskipun Toyota telah meluncurkan beberapa model kendaraan listrik, seperti bZ4X, mereka tetap fokus pada pengembangan kendaraan hybrid, yang menggabungkan teknologi mesin konvensional dengan teknologi listrik.

 

Sikap hati-hati Toyota terhadap kendaraan listrik dapat dilihat dari pendekatan mereka yang lebih mengedepankan kendaraan hibrida sebagai solusi jangka pendek dan menengah. Model hybrid Toyota, seperti Prius dan Corolla Cross Hybrid, terus mengalami peningkatan penjualan karena pasar masih sangat membutuhkan kendaraan dengan fleksibilitas bahan bakar, terutama di negara-negara berkembang yang infrastruktur pengisian daya listriknya belum merata.

 

 Dampak Sosial Ekonomi yang Lebih Luas

 

Selain dampak langsung terhadap pekerja, peralihan ke kendaraan listrik juga berpotensi mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Negara-negara yang bergantung pada industri otomotif untuk lapangan pekerjaan dan pendapatan pajak harus memikirkan kembali bagaimana cara mereka mendukung pekerja yang terdampak oleh perubahan ini. Selain itu, mereka juga harus memikirkan bagaimana cara mereka mengatur ulang struktur ekonomi untuk mengakomodasi kebutuhan pasar mobil listrik.

 

Pemerintah dan industri otomotif perlu bekerja sama untuk merencanakan masa depan pekerja dalam industri yang terus berubah. Program pelatihan ulang atau re-skilling bagi pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan akan sangat penting, sehingga mereka bisa beralih ke sektor-sektor yang sedang berkembang, seperti industri kendaraan listrik, pengisian daya, dan pemeliharaan baterai.

 

Perkembangan kendaraan listrik memang menjadi langkah penting dalam memerangi perubahan iklim dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, peralihan ini juga membawa dampak sosial yang signifikan, terutama terhadap pekerja di sektor otomotif yang berbasis pada kendaraan konvensional. Meskipun kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan kerja baru, dampak negatif terhadap tenaga kerja tetap harus dihadapi dengan strategi yang matang, termasuk program pelatihan dan pengembangan keterampilan baru. Seiring dengan itu, industri otomotif harus terus mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan ini dengan cara yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua pihak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apple Meluncurkan Fitur Baru yang Sangat Menarik untuk iOS

  Apple baru saja meluncurkan fitur baru yang sangat menarik dalam aplikasi   Find My   untuk iOS, yang diberi nama   Share Item Location . Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membagikan lokasi perangkat seperti   AirTag   atau aksesori pelacak lainnya dengan pihak ketiga, seperti maskapai penerbangan, untuk membantu menemukan barang yang hilang atau salah tempat. Fitur ini memberi kemudahan bagi pengguna untuk berbagi informasi lokasi barang mereka tanpa harus mengorbankan privasi mereka.     Apa Itu Fitur Share Item Location?   Share Item Location   adalah fitur yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pelacakan barang melalui perangkat Apple. Sebelumnya, pengguna hanya bisa berbagi lokasi AirTag dengan kontak terpercaya yang sudah ada dalam jaringan mereka. Namun, dengan adanya fitur baru ini, pengguna kini bisa membuat tautan unik yang dapat dibagikan kepada siapa saja, bahkan pihak ketiga yang tidak memiliki perangkat App...

Rekomendasi Laptop ASUS untuk Mahasiswa : Ramah di Kantong

    Masa perkuliahan merupakan periode yang penuh dengan aktivitas akademis yang membutuhkan perangkat yang dapat diandalkan untuk mendukung berbagai kegiatan. Mulai dari mengerjakan tugas kuliah, mengikuti perkuliahan daring, hingga mengembangkan kreativitas melalui berbagai proyek, laptop menjadi salah satu perangkat yang sangat krusial bagi mahasiswa. Di sinilah peran penting laptop yang tepat, yang dapat memberikan kemudahan dalam menjalani segala aktivitas kampus. ASUS, sebagai produsen laptop terpercaya, menawarkan beragam pilihan laptop yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran mahasiswa. Jika kamu sedang mencari laptop yang sesuai untuk menunjang kesuksesan studi, berikut adalah lima rekomendasi laptop ASUS yang bisa menjadi teman setia selama masa perkuliahanmu     1. ASUS Vivobook 14 A1404: Performa Terbaik dengan Harga Terjangkau   Pilihan pertama yang patut dipertimbangkan adalah ASUS Vivobook 14 A1404. Laptop ini menawarkan kombinasi...

Harga iPhone Turun pada 2024 Menyambut Era Terjangkau

Pada tahun 2024, pasar smartphone mengalami perubahan signifikan, terutama dalam hal harga perangkat iPhone. Apple, yang dikenal dengan produk premium mereka, telah melakukan penyesuaian harga yang menarik untuk menarik lebih banyak konsumen dan bersaing lebih ketat di pasar global. Penurunan harga ini tidak hanya mencerminkan perubahan strategi perusahaan, tetapi juga memberi dampak positif bagi pengguna yang mencari perangkat iPhone dengan biaya lebih terjangkau. 1. Penurunan Harga iPhone 14 dan iPhone 14 Plus Dengan peluncuran iPhone 15 dan model-model terbaru lainnya, Apple memutuskan untuk menurunkan harga iPhone 14 dan iPhone 14 Plus. Penurunan ini membuat iPhone 14, yang sebelumnya dihargai sekitar $799, kini tersedia mulai dari $699. Sementara iPhone 14 Plus, yang awalnya dipasarkan seharga $899, kini bisa didapatkan dengan harga mulai $799. Ini adalah langkah strategis Apple untuk memberikan opsi lebih terjangkau bagi konsumen yang ingin memiliki iPhone terbaru tanpa harus mem...